Safir Senduk
Rabu, 14 Februari 2024
Tiap orang punya sudut pandang sendiri dalam memilih siapa pemimpin mereka, dan siapa yang akan mewakili mereka di legislatif.
Memilih Presiden misalnya.
Banyak orang yang menganggap, urusan hukum itu sangat penting dalam suatu negara. Maka dia akan memilih pasangan capres yang menurut dia paling bagus soal penegakan hukumnya. Ada juga yang berpendapat, presiden itu harus orang yang pintar dan mampu soal ekonomi, maka dia akan memilih pasangan capres yang sudah berpengalaman soal ekonomi. Tapi ada juga yang berpendapat, jadi presiden itu harus pintar soal akademis, maka dia akan memilih pasangan capres yang kira-kira dianggap paling pintar soal akademis. Ada juga yang bilang, presiden itu harus fasih Bahasa Inggris - kalau perlu dengan logat Amerika yang kental - sehingga nggak malu-maluin dalam pergaulan internasional, maka dia akan memilih pasangan capres yang Inggrisnya keren. Ada lagi yang berpendapat, presiden itu gak penting terlalu pintar, yang penting bisa eksekusi, maka dia akan memilih pasangan capres yang dianggap paling bisa menjalankan suatu ide dan kebijakan dan tidak terlalu banyak pertimbangan.
Lihat kan, tiap orang punya sudut pandangnya sendiri-sendiri.
Masalahnya, orang yang punya berbagai sudut pandang ini ketemu di Media Sosial atau WA Grup dan saling ribut satu sama lain merasa bahwa pilihan capresnyalah yang paling benar. Padahal mungkin bukan pilihan capres dia paling benar, tapi karena sudut pandang orang memang beda-beda.
Jadi, cara yang paling mudah dalam memperkirakan siapa pilihan capres seseorang, ya lihat aja sudut pandang mana yang kira-kira paling penting buat dia, dari situ kita bisa kira-kira siapa pasangan capres yang dia pilih.
Jadi, Anda pilih siapa di Pemilu kali ini?