Kita kebanyakan Libur.

Beneran deh. Tadi waktu saya dengar ada keputusan pemerintah bahwa Hari Libur Idul Adha di Kamis 29 Juni depan ditambah lagi dengan Cuti Bersama pada Rabu 28 Juni plus hari kejepitnya di Jumát 30 Juni, wuidiih… seddapp beneer. Karena setelah Jumát, kan ada Sabtu dan Minggu yang memang sudah libur. Buat yang Muslim, okelah Kamis ibadah Sholat Idul Adha. Saya juga Muslim kok. Tapi buat saya Rabu dan Jumát gak usahlah dibuat Cuti Bersama juga, kita tuh sudah terlalu banyak libur.

Gak hanya sekarang, tapi tiap tahun di Indonesia selalu begitu. Yang paling kerasa tiap Lebaran. Saya selalu merasa Libur Lebaran itu terlalu lama, agak berlebihan. Makanya banyak orang yang bilang, gimana produktivitas kita mau bersaing dengan negara lain kalau sedikit-sedikit ada libur. Ini karena Libur bikin banyak Pabrik tidak berproduksi dan harus bayar Biaya Lembur kalau mau tetap beroperasi, para Sales tidak bisa jualan ke kantor-kantor karena kantor pada tutup, dan banyak lagi akibat yang timbul karena kebanyakan libur begini. Libur karena Tanggal Merah sih wajar, tapi ini Libur karena kebijakan Cuti Bersama yang sebetulnya gak perlu-perlu amat.

Bagi keluarga di kota-kota besar, libur membuat banyak keluarga pergi ke mal-mal. Ngapain? Ya awalnya sih jalan-jalan aja, terus ditutup dengan makan di foodcourt atau resto, kemudian beli sepatu, baju atau mainan anak karena bisa jadi anaknya merengek waktu lewat toko. Tapi buat yang belum gajian, libur bisa jadi mimpi buruk karena mereka belum punya uang sementara si keluarga mungkin pengen jalan-jalan. Sebenarnya gak hanya buat yang belum gajian, yang sudah gajianpun kadang keberatan kalau harus ke Mal terus. Memang sih, Libur juga diharapkan meningkatkan Konsumsi Belanja dan Wisatawan. Tapi tidak semua dari Anda mau keluar uang untuk belanja atau wisata dadakan begini kan?

Saya cuma bisa bilang: Hati-hati, jangan sampai Libur memaksa Anda untuk melakukan Konsumsi yang tidak perlu dan berlebihan. Kendalikan pengeluaran Anda, apalagi saat kebanyakan libur begini.