Safir Senduk
Rabu, 11 Oktober 2023
Digitalisasi membuat segala sesuatu lebih mudah.
Saya ingat sampai sekitar tahun 2015, kalau orang mau investasi emas, mereka harus pergi membeli Emas Batangan di showroom yang menjual Emas Batangan, membawanya pulang, dan menyimpan emas tersebut dalam tempat tersembunyi di rumah. Makin banyak yang dia beli, makin banyak Emas Batangan yang harus dia simpan di rumah. Proses melihat harganya pun juga nggak mudah, harus liat di Surat Kabar atau telfon ke showroomnya. Sekarang, dengan digitalisasi, lihat harga Emas bisa Anda lakukan kapanpun di HP Anda, dan Anda juga bisa membelinya secara digital lewat mobile banking atau marketplace. Bayangkan, Anda punya Emas, tapi gak perlu simpan fisiknya, cukup menyimpannya di HP Anda.
Beli Reksa Dana juga gitu. Sampai tahun 2015-an, kalau saya mau beli Reksa Dana, saya harus datang ke perusahaan Manajer Investasi, mengisi formulir, lalu menyetor/mentransfer ke Bank Kustodian, baru setelah itu Reksa Dana nya akan efektif dan bisa dilihat dari Laporan Rekening Koran yang dikirim ke rumah sebulan sekali. Sekarang, dengan digitalisasi, Anda bisa membeli Reksa Dana langsung dari mobile banking atau marketplace, dan melihat saldonya kapan saja Anda mau.
Banyak lagi contoh digitalisasi yang memudahkan proses investasi, nggak hanya Emas dan Reksa Dana, tapi juga kalau Anda mau beli Saham dan Obligasi. Sudah enak sekali sekarang dibanding dulu. Bahkan lewat aplikasi di HP Anda, Anda bisa beli Properti untuk disewakan dengan dana investasi beberapa juta rupiah saja dalam bentuk property crowd funding.
Jadi, kalau jaman sekarang - berkat digitalisasi - Anda sudah sangat dimudahkan dalam berinvestasi, sayang sekali kalau tidak Anda manfaatkan dengan berinvestasi SEBANYAK dan SESERING mungkin.
Bisa?