Safir Senduk
Sabtu, 18 Februari 2023
Orangtua kita dulu sering bilang, kalau bisa jangan utang, utang itu jelek, dan seterusnya. Tapi lihat, seberapa banyak dari orangtua kita (dan kita sendiri) yang beli rumah pakai KPR, beli kendaraan pakai Kredit, beli Barang pakai Kartu Kredit, bahkan sekarang Anda bisa beli Tiket Pesawat pakai Paylater. Bahkan seringkali perusahaan tempat kerja Anda juga menawarkan utang ke Anda supaya Anda loyal ke mereka dan tidak akan pernah resign. Itu utang semua. Jadi buat saya, di jaman modern seperti ini, utang itu tidak bisa dihindari.
Saya tidak mengharamkan utang. Asalkan Anda bisa bayar dan menggunakan utang itu sebagai pengungkit, kenapa tidak? Masalahnya, banyak orang yang memanfaatkan fasilitas utang secara berlebihan dan seringkali hanya untuk konsumtif, seperti untuk membeli barang-barang yang nggak perlu dan memiliki gaya hidup berlebihan. Dan tidak hanya itu, kadang orang juga berutang untuk sesuatu yang tidak bisa dihindari, seperti menanggung terlalu banyak orang dalam keluarga, atau membayar kebutuhan keluarga yang sangat besar sementara penghasilannya tidak sebanding.
Dan ini semua diperparah kalau kita pinjam di aplikasi Pinjaman Online yang hampir pasti berbunga tinggi. Kalau masih dari 1 aplikasi sih nggak apa-apa, tapi lama-lama jadi 2, 3, 5, nggak terasa terus bengkak hingga puluhan aplikasi Pinjol yang ada di HP. Dan semuanya, ujung-ujungnya biasanya jatuh temponya hampir bareng, sehingga lama-lama pada satu titik jumlah yang harus Anda bayar jadi sangat besar hingga menghabiskan 50-80% penghasilan Anda. Dan inilah yang sekarang sedang terjadi di Indonesia: banyak orang terjebak belasan hingga puluhan aplikasi Pinjol di HP- nya dan kesulitan untuk bayar.
Anda nggak ngalamin? Bagus. Tapi percayalah, ini bisa saja sedang terjadi pada anggota keluarga kita, teman atau bisa jadi rekan kerja kita saat ini. Cuma mereka nggak bilang aja ke Anda.
Yes, ini sedang terjadi di Indonesia.